Bestmom.id, Tangerang - Ada beragam tes kehamilan yang bisa Anda jalani. Serangkaian tes ini bisa untuk mencegah hal-hal buruk yang mengancam janin. Namun, sebelum melakukan tes baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Adapun beragam tes kehamilan tersebut adalah sebagai berikut.
Tes umum reguler
Tes umum reguler ini meliputi pemeriksaan fisik ibu hamil, berupa mengukur tinggi badan, tinggi puncak rahim atau fundus uteri yang dilakukan saat usia kehamilan 20 minggu ke atas, berat badan, dan tekanan darah. Tes ini bertujuan untuk mengetahu berapa kenaikan berat badan ibu selama hamil. Idealnya ibu hamil mengalami kenaikan berat badan 6 sampai 16 kilogram.
Tes urin
Tes urin dilakukan dengan memberikan sampel urin dalam wadah plastik steril untuk dianalisa oleh dokter. Tes ini dilakukan ketika ada keluhan, misalnya Mom merasa nyeri saat buang air kecil atau tekanan darah yang tinggi. Hasil deteksinya jika kadar protein tinggi atau positif, kemungkinan ada gangguan fungsi ginjal. Namun, bila terjadi saat trimester akhir, bisa saja sebuah tanda komplikasi dari hipertensi, yaitu pre-eklampsia.
Ultrasonografi (USG)
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik bayi, usianya, prediksi waktu kelahiran, serta ada tidaknya cacat fisik, dan jumlah janin yang ada di rahim ibu. USG ini dapat dilakukan ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan. Tepatnya sekali tes di trimester pertama dan kedua, dan dua kali saat trimester ketiga.
Amniosentesis
Tes ini dilakukan dengan menusuk sebuah jarum ke rahim dengan panduan alat USG yang berguna mengambil sampel cairan amnion (ketuban) sekitar 10 sampai 20 ml. Tes amniosentesis ini dilakukan saat usia kehamilan 14 sampai 18 minggu, dan pada akhir trimester ketiga. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya kelainan kromosom seperti trisomi 21, yakni keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak. Juga trisomi 13 atau kelainan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki. Serta trisomi 18 yaitu kelainan jantung dan ginjal, kelainan cacat bawaan seperti talasemia, dan kelainan sistem tabung saraf.
Nuchal Translucency Screening
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi apakah janin mengalami sindrom down. Tetapi hasil tes ini kadang tidak akurat, jadi meskipun hasilnya positif, perlu adanya tes lanjutan untuk mengetahui lebih detail lagi. Tes nuchal translucency screening dilakukan saat usia kehamilan 11-14 minggu.
Chorionic Villus Sampling (CVS)
Tes ini hanya dilakukan ibu hamil yang punya risiko menurunkan masalah genetik atau kromosom pada bayi, karena memiliki kemungkinan untuk keguguran sebesar 1 sampai 2 persen. Dilakukan saat usia kehamilan 10-12 minggu, atau selambat-lambatnya pada usia kehamilan 13 minggu.
Alpha-Fetoprotein (AFP)
Tes ini bertujuan untuk mengetahui jumlah alpha-fetoprotein yang terikat dengan hormon estradiol (hormon seks). Namun, karena tes ini sering mengalami ketidak akuratan pada hasilnya. Dokter menganjurkan untuk melakukan tes lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium free beta-hCG.
Pregnancy Diabetes Screening
Tujuannya untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami diabetes gestasional. Karena pada banyak kasus ibu hamil bisa saja menderita penyakit ini, meskipun sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit diabetes. Jika hasil tes Anda positif diabetes gestasional, maka bisa berakibat bayi yang lahir akan memiliki kelebihan berat badan, dan Anda akan diminta untuk diet, olahraga teratur serta tes darah rutin untuk memonitor kondisi nda.
Group B Streptococcus (GBS)
Bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri GBS karena ibu hamil tidak akan merasakan gejala-gejala berkembangannya. Tes ini dilakukan saat usia kehamilan 36 minggu, dengan memasukkan sebuah alat dan mengusapkannya di dalam vagina untuk mengambil sampel yang akan diuji. (put)