Bestmom.id, Tangerang – Moms, musim di Indonesia kini sedang tidak menentu ya.
Terkadang cuaca sangat panas, tapi terkadang juga terasa sangat dingin yang
disertai hujan deras. Cuaca yang tidak menentu biasanya menimbulkan banyak
penyakit karena lingkungan yang menjadi lembab. Sebagai orangtua, kita harus
menjaga kesehatan anak-anak agar tidak mudah sakit.
Berbicara tentang anak yang terserang penyakit, anak kecil
bisa terhindar dari berbagai penyakit jika diberikan imunisasi sejak dini, lho
Moms. Imunisasi sangat dianjurkan pemerintah untuk diberikan kepada anak
sejak dini agar tubuh si kecil bisa menangkal virus yang datang.
Harus selalu diingat bahwa virus dan penyakit bisa datang
kapan saja dan dari mana saja. Itulah mengapa imunisasi serta penjagaan sistem
imun tubuh harus selalu diperhatikan. Penyakit yang menyerang anak pasti akan
membatasi anak dalam melakukan aktvitasnya. Jadi, jaga si kecil agar jangan sampai sakit ya, Moms.
Imunisasi untuk menjaga sistem imun tubu si kecil bisa
dilakukan sejak dini. Tapi
sebenarnya bagaimana proses imunisasi itu? Mengapa imunisasi sangat penting?
Apakah anak tetap bisa memiliki sitem imun tubuh yang kuat walaupun tanpa
diberikan imunisasi? Bestmom.id telah merangkum informasi lengkapnya untuk Anda. Simak ulasannya di sini.
Apa Itu Imunisasi?
Manusia pada dasarnya sudah memiliki sistemkekebalan atau
imunitas sejak dalam kandungan. Akan tetapi, bayi belum memiliki sistem imun
yang berfungsi secara maksimal, sehingga bayi lebih rentan terkena penyakit.
Inilah peranan imunisasi pada anak, khususnya bayi.
Imunisasi adalah cara atau metode yang dilakukan untuk
memperkuat sistem kekebalan tubuh anak agar bisa menangkal serangan penyakit
seperti kuman, virus,
bakteri, jamur, dan sebagainya. Bukan hanya ketika bayi, tapi imunisasi bisa
memperkuat imun anak hingga tumbuh dewasa. Imunisasi diberikan dengan
memberikan vaksin ke dalam tubuh.
Vaksin yang diberikan adalah bentuk kuman atau virus
penyakit yang telah dilemahkan. Sehingga tubuh anak akan mengenali jenis virus
ini dan akan terbiasa untuk menghadapi virus yang sama jika nanti masuk kembali
ke dalam tubuh dan secara otomatis membangun antibodi. Antibodi inilah yang
membuat anak terlindungi dari serangan penyakit.
Apa Dampaknya Jika Bayi Tidak Diimunisasi?
Pada dasarnya, imunisasi merupakan hak anak yang harus dipenuhi
agar anak tumbuh menjadi generasi emas yang sehat dan terhindar dari penyakit.
Jika bayi tidak diimunisasi sejak awal, maka anak akan jauh lebih mudah
tertular dan terinfeksi penyakit. Hal itu karena bayi tumbuh tanpa antibodi
yang cukup di tubuhnya. Bahkan dalam beberapa kasus, bayi tanpa imunisasi
mengalami komplikasi seperti kecacatan hingga kematian.
Selain memicu tubuh untuk membangun antibodi, vaksin yang
diberikan kepada bayi dalam proses imunisasi juga akan mempermudah penyembuhan
jika sewaktu-waktu si kecil terserang penyakit.
Imunisasi Apa yang Harus Diberikan kepada Bayi?
Berdasarkan anjuran dari Peraturan Menteri Kesehatan
Indonesia tentang Penyelenggaraan Imunisasi, ada lima imunisasi wajib yang
harus diberikan kepada anak. Imunisasi wajib tersebut adalah vaksin Polio,
vaksin Hepatitis B, vaksin TBC (BCG), vaksin campak (MR), dan vaksin kombinasi
DPT (Pentavalen DPT-HB-HiB).
Waktu imunisasi diberikan dalam usia yang berbeda-beda, jadi lima imunisasi tersebut
tidak secara langsung diberikan sekaligus kepada bayi. Vaksin MR diberikan di
usia 9 bulan hingga 15 tahun, Kemudian pemberian yang kedua diberikan dengan
jarak minimal 6 bulan.
Vaksin PCV dapat diberikan pada anak usia 7-12 bulan
sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian selama 2 bulan setelah pemberian pertama. Vaksin Hepatitis A diberikan
saat anak berusia 2 tahun, diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 6 hingga 12
bulan. (GYS)