Bestmom.id, Tangerang - Anak-anak seringkali memiliki daya
imajinasi yang tinggi, maka tak heran bila mereka sering kali membayangkan
kehadiran seorang teman khayalan. Beberapa penelitian bahkan membuktikan, hingga
mencapai usia tujuh tahun, sebagian anak mengaku pernah punya teman khayalan.
Teman khayalan ini kadang tidak begitu saja hilang, meskipun anak mulai masuk
sekolah dan bergaul dengan teman-teman lain.
Beberapa orangtua mungkin khawatir
saat anak memiliki teman khayalan. Beberapa dari Anda juga pasti ada yang
beranggapan bahwa teman khayalan merupakan tanda bagi anak yang benar-benar tak
memiliki teman sejati atau kesepian. Namun, perlu ditekankan bahwa memiliki
teman khayalan tidak berarti anak punya masalah sosial atau memiliki
keterampilan sosial yang buruk.
Teman khayalan yang ia miliki bisa
menjadi alat yang digunakan oleh anak-anak untuk mengatasi masalah mereka.
Anak-anak yang pernah mengalami trauma misalnya, dapat mengandalkan teman
khayalan untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit.
Saat anak berbicara dengan teman
imajiner, maka secara tak langsung hal tersebut juga mampu meningkatkan
keterampilan komunikasi anak. Hal ini disebabkan karena erlibat dalam dialog
dengan teman imajiner, dapat membuat anak mengambil perspektif baru dari teman
imajiner tersebut. Sejumlah penelitian bahkan menunjukkan, anak-anak dengan
teman khayalan dapat memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memahami
perspektif pendengar atau pengamat.
Pada dasarnya Ibu tidak perlu panik
dan terlalu khawatir, melainkan tetap tenang saat mengetahui anak memiliki
teman khayalan. Anak yang punya atau pernah punya teman khayalan umumnya tumbuh
menjadi anak yang gembira, kreatif, mudah bekerja sama dan bersosialisasi,
serta mandiri.
Setelah usia tujuh tahun, teman
khayalan biasanya mulai hilang seiring dengan kesibukkan anak di sekolah dasar.
Jika teman khayalan anak dianggap mengganggu atau mengkhawatirkan, ibu dapat
membawa anak untuk konsultasi dengan psikolog agar mendapat penanganan yang
tepat. (AN)