Bestmom.id, Tangerang – Madu merupakan bahan makanan yang
memiliki banyak manfaat sehingga dipercaya dapat mengobati berbagai macam
penyakit, termasuk pada anak-anak. Namun, tahukah Anda kalau bayi tidak boleh
mengonsumsi madu?
Hal ini dikarenakan madu mengandung
gula yang cukup tinggi dan dikhawatirkan dapat merusak giginya yang baru
tumbuh. Selain itu, madu juga membuat bayi lebih terbiasa dengan rasa manis
yang dapat berakibat bayi ingin makanan yang manis terus-terusan dan menolak
makanan dengan rasa yang kurang manis, sehingga berisiko bayi menderita
kelebihan berat badan, bahkan bisa menderita diabetes tipe 2 hingga kanker
ketika usianya sudah dewasa.
Madu juga mengandung spora bakteri Clostridium
botulinum yang dapat menyebabkan botulisme. Jika spora bakteri Clostridium
ini tertelan, akan berkembang di dalam usus bayi dan memproduksi racun yang
berbahaya pada bayi dan menyebabkan botulisme. Gejala ini diawali dengan
sembelit, badan lesu, dan nafsu makan yang berkurang.
Jenis bakteri Clostridium
botulinum ini juga dapat menyerang sistem saraf bayi, membuat ototnya
menjadi lemah hingga menyebabkan kelumpuhan, atau bahkan bisa berakibat fatal
hingga menimbulkan kematian.
Sistem pencernaan bayi di bawah usia 1 tahun masih rentan dan
belum sempurna, sehingga tidak bisa mencegah munculnya bakteri jahat dalam
usus. Itulah yang menyebabkan mengapa
bakteri Clostridium botulinum tidak terlalu berbahaya untuk orang
dewasa maupun anak di atas 1 tahun, karena mikroorganisme yang ada di dalam
usus sudah dapat mencegah tumbuhnya bakteri tersebut, hingga bisa
menghilangkannya sebelum terjadi bahaya.
Untuk lebih amannya, Anda disarankan
untuk tidak menambahkan madu pada makanan bayi untuk menambahkan rasa manis
yang menyehatkan. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan buah-buahan manis
alami yang mengandung vitamin serta kandungan gizi yang diperlukan bayi.
Botulisme pada bayi
Botulisme merupakan penyakit yang
jarang terjadi, namun sangat berbahaya untuk bayi yang umumnya berusia 3 minggu
sampai 6 bulan.
Botulisme merupakan penyakit yang
terjadi ketika spora bakteri tertelan oleh bayi dan masuk ke dalam
pencernaannya, lalu memproduksi racun dalam tubuh bayi. Racun dari spora ini
dapat menyebabkan gangguan otot dan saraf bayi, sehingga menghambat kemampuan
bayi untuk bergerak, bahkan bernapas.
Gejala awal botulisme biasanya
sembelit yang terjadi dalam waktu 8-36 jam setelah mengonsumsi makanan yang
mengandung bakteri Clostridium botulinum. Gejala lainnya yaitu tubuh
terasa lesu, lemas, sulit menelan, masalah pernapasan, hingga lemah otot.
Jika bayi Anda mengalami
gejala-gejala tersebut setelah mengonsumsi makanan yang mengandung spora
bakteri Clostridium botulinum, segeralah periksa ke dokter untuk
mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Kapan bayi boleh mengonsumsi madu?
Sebagai awalan, Anda bisa memberikan
madu pada si kecil ketika usianya sudah lebih dari 1 tahun, mulai dari
menambahkan sedikit madu pada minuman maupun makanannya, seperti mencampurnya
dengan susu hangat.
Anda bisa memberinya sesekali, lalu
tunggu hingga 3-4 hari sebelum diberikan lagi untuk mengetahui apakah anak
menyukainya atau tidak, atau muncul gejala atau tidak setelah mengonsumsi madu.
Untuk produk makanan bayi yang
mengandung madu, seperit biskuit atau sereal bayi dapat dikonsumsi oleh bayi di bawah 1 tahun karena bakteri yang
tedapat dalam madu sudah mati akibat proses pemanasan, sehingga dianggap aman.
Namun, jika Anda masih ragu, lebih baik konsultasi dengan dokter terlebih
dahulu untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dari ahlinya.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan si Kecil yang Wajib Diketahui
Itulah
penjelasan lebih lengkapnya mengenai pemberian madu yang berbahaya untuk bayi.
Perlu diingat bahwa bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat
seperti orang dewasa, sehingga masih rentan terhadap penyakit dan perlu
diperhatikan lagi makanan dan minuman yang dikonsumsi, pastikan tidak berbahaya
untuk si kecil ya, Moms. (DRZ)