Bestmom.id, Tangerang – Pada umumnya, bayi memang memiliki kulit yang sensitif dan lebih tipis dibanding
orang dewasa. Tingkat sensitivitas
kulit ini membuat si kecil mudah mengalami ruam atau lecet akibat iritasi
maupun gesekan.
masalah kulit yang kerap terjadi
pada bayi adalah munculnya bercak putih yang mirip panu di sekitar tubuhnya. Perlu
diketahui bahwa bercak putih pada kulit yang seperti panu ini bukanlah sekedar
tanda lahir. Bercak putih bisa saja menjadi sinyal yang memberitahukan ada
masalah kulit pada si kecil. Berikut ini beberapa penyebab munculnya bintik,
bercak, atau ruam berwarna putih pada kulit bayi:
Milia
Masalah kulit ini sangat umum
terjadi pada bayi, bahkan yang baru lahir sekalipun. Milia terbentuk ketika
serpihan-serpihan kulit mati terperangkap di pori-pori. Milia dapat juga
terbentuk dari kulit yang sembuh sehabis kerusakan, seperti akibat lepuhan, ruam,
atau sengatan matahari yang berlebihan. Bila Anda mendapati bercak putih milia
pada kulit bayi, Anda tidak perlu cemas.
Kondisi ini tidak menimbulkan rasa
sakit, panas, perih, maupun gatal. Tidak pengobatan khusus untuk milia karena
kondisi ini akan sembuh sendiri, biasanya dalam hitungan beberapa minggu atau
bulan. Bila milia tidak kunjung menghilang dan menimbulkan kekhawatiran, jangan
ragu konsultasi ke dokter. Hindari menggunakan produk perawatan bayi yang
mengandung pewangi, pewarna, atau pun zat iritan yang bisa mengiritasi kulit.
Erythema toxicum neonatorum (ETN)
Kondisi ini menyebabkan munculnya
benjolan kecil yang berwarna kuning yang lama-lama memutih atau agak kemerahan
di kulit. Ketika disentuh, benjolan tersebut akan terasa keras dan bisa pecah
mengeluarkan cairan. ETN biasanya menyerang kulit wajah dan tubuh bagian
tengah, seperti dada. Namun, bisa juga muncul di lengan tangan dan kaki. Bayi
dapat memiliki kondisi ini saat dilahirkan, atau satu hingga dua hari setelah
bayi dilahirkan.
Munculnya ETN diyakini sebagai
respons tubuh bayi terhadap mikroba yang menyusup ke pori-pori kulit. Setelah
sistem imun mengembang dan lebih kuat, kulit bayi akan berkurang
kesensitifannya.
Panu
Infeksi ini rentan terjadi pada
bayi yang kulit tubuhnya lembap karena keringat. Lingkungan kulit yang lembap
memang merupakan tempat yang cocok bagi jamur untuk berkembang biak. Bayi yang
kekurangan gizi atau memiliki sistem kekebalan tubuh juga lebih rentan
mengalami masalah kulit ini.
Supaya tidak kambuh, jaga kebersihan
kulit si kecil dengan rutin memandikan bayi. Jangan biarkan bayi memakai baju
yang basah dengan keringat dalam waktu lama. Kemudian, jangan lupa mengganti
popok bayi bila sudah kotor dan basah.(AN)