Bestmom.id, Tangerang – Hamil di luar kandungan atau yang lebih dikenal dengan kehamilaan ektopik adalah hamil yang terjadi saat telur yang dibuahi tidak berpindah kerahim, namun menempel dan bertumbuh di tuba fallopi. Kemungkinan terjadinya kehamilan di luar rahim adalah 7 dari 1000 kehamilan. Dalam beberapa kondisi langka, sel telur bisa menempel di tempat lain seperti ovarium, di serviks, dan rongga perut. Kehamilan ektopik sering terjadi pada beberapa minggu pertama kehamilan. Kondisi ini jika tidak ditangani dengan serius dapat membahayakan nyawa ibu. Sebab, sel telur yang tumbuh di luar rahim tidak dapat bertahan hidup. Setelah itu sel telur akan menempel di jaringan di mana ia menempel dan menghancurkan jaringan tersebut yang dapat menyebabkan perndarahan dan infeksi.
Berikut ini calon ibu yang berisiko mengalami kehamilan ektopik; perempuan usia 35-45 tahun, perempuan yang pernah mengalami problem infertilitas atau pengobatan untuk merangsang keluarnya sel telur dari indung telur, pernah mengalami kehamilan etopik sebelumnya, dan perempuan yang menderita infeksi panggul. 95% penyebab kehamilan ektopik adalah terhambatnya perjalanan telur yang sudah dibuahi untuk melewati saluran telur menuju rahim. Hambatan itu bisa terjadi karena adanya bekas luka akibat beberapa sebab, seperti adanya luka akibat operasi pada saluran telur yang menyebabkan saluran telur menjadi lengket dan menutup. Gejala kehamilan ektopik ini jarang sekali diketahui. Sebab, tanda-tandanya mirip dengan tanda awal kehamilan biasa, antara lain: • Berhentinya siklus menstruasi, namun yang menjadi pembeda adalah kerap menimbulkan rasa nyeri yang tajam dan sulit hilang.
• Terjadinya gangguan saluran pencernaan yang dibarengi kepala pusing dan penglihatan kunang-kunang.
• Terjadinya pendarahan di sekitar vagina akibat robekan pada dinding saluran telur yang tipis akibat didesak oleh janin yang terus berkembang
Kehamilan ektopik ini dapat di diagnosis dengan beberapa cara seperti: melakukan tes pemeriksaan panggul dilakukan mendiagnosis apakah ada gumpalan atau pertumbuhan abnormal pada kehamilan Anda, melakukan tes USG agar dapat melihat kondisi awal kehamilan, melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon. (AN)