Bestmom.id,
Tangerang–Banyak orang meyakini
bahwa detak jantung bisa menentukan jenis kelamin bayi. Anggapan ini
menimbulkan kegembiraan bagi banyak calon ibu, karena jenis kelamin bayi selalu
menjadi pertanyaan kepada dokter.
Detak jantung bayi di bawah 140 bpm (denyut per
menit) disebut-sebut menandakan jenis kelamin laki-laki. Sementara itu, detak
jantung yang lebih cepat dipercaya merupakan tanda bahwa janin berjenis kelamin
perempuan.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
membuktikan kali mini. Penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2006 terhadap
477 kehamilan. Hasilnya, detak jantung rata-rata janin perempuan adalah 151,7
bpm, sedangkan janin laki-laki adalah 154,9 bpm.
Jenis kelamin janin sudah ditentukan sejak sperma
membuahi sel telur. Janin yang memiliki kromosom XX akan berjenis kelamin
perempuan, sedangkan janin dengan kromosim XY akan terlahir dengan jenis
kelamin laki-laki.
Detak jantung memang tidak bisa memberikan gambaran
mengenai kromosom janin. Alat kelamin belum terbentuk sempurna pada 4-6 minggu
pertama kehamilan. Alat kelamin terlihat berbeda saat janin berusia 10-20
minggu.
Terdapat beberapa metode yang bisa Anda gunakan
untuk mengetahui jenis kelamin bayi, berikut beberapa metodenya:
Tes darah
Tujuan utama tes darah sebenarnya bukanlah untuk
mengetahui jenis kelamin, melainkan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik. Namun, tes ini juga dapat menunjukkan jenis kromosom janin
yan menjadi penentu jenis kelaminnya.
Tes genetik
Tes genetic memiliki tujuan yang sama dengan tes
darah, tapi dilakukan pada usia kehamilan yang lebih tua. Perlu diingat bahwa
tes ini memiliki resiko terhadap kehamilan. Jadi, Anda harus berkonsultasi
dengan dokter sebelum menjalaninya.
Ultrasonografi
(USG)
USG adalah pemeriksaan yang paling aman karena tidak
harus mengambil sampel dari darah ataupun cairan ketuban. Pemeriksaan ini
menghasilkan gambar yang menunjukkan bagian tubuh, detak jantung, serta jenis
kelamin bayi yang akan lahir. (EC)