Bestmom.id, Tangerang – Gen yang menjadi penentu anak kembar memang terbilang unik,
karena sifatnya bisa menurun dalam keluarga dan tidak banyak orang yang memilikinya.
Gen ibu dan ayah pun mempunyai peran masing-masing pada kehamilan kembar. Namun, dari kedua
gen tersebut, sebenarnya gen siapakah yang
dominan membuat kehamilan kembar dapat terjadi?
Wanita yang memiliki variasi pada gen yang dinamakan
FSHB dan SMAD3, berpeluang memiliki 29 persen lebih tinggi melahirkan anak kembar, dibandingkan dengan wanita
yang tidak mempunyai variasi tersebut. Wanita dengan fungsi gen FSHB yang berubah memiliki kadar
FSH yang lebih tinggi dalam darahnya. Hal ini menyebabkan para wanita ini berkemungkinan melepaskan dua sel telur sekaligus, sehingga lebih berpeluang mengandung anak kembar
non identik.
Sementara itu, SMAD3 mempunyai peran lebih kecil dalam menentukan kehamilan anak kembar,
tapi gen ini membantu tubuh dalam merespons FSH. Ini sebabnya gen SMAD3
ikut diperhitungkan sebagai faktor yang meningkatkan peluang hamil kembar non
identik.
Dari kedua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ‘gen
anak kembar’ berasal dari ibu. Kehamilan anak kembar tidak didominasikan gen ayah,
karena hanya ibu yang
dapat melepaskan dua sel telur dari ovarium sehingga memungkinkan terjadinya kembar non
identik.
Jika ayah Anda memiliki riwayat kembar non genetic, Anda kemungkinan juga mempunyai
gen tersebut. Akan tetapi, Anda tetap tidak bisa memiliki anak kembar bila pasangan Anda tidak mempunyai riwayat kembar
non identik.
Intinya, Anda tidak bisa mengirimkan gen kembar non
identik kepada pasangan Anda dan membuatnya melepaskan dua sel telur sekaligus. Dengan
kata lain, gen kembar non identik tidak akan berpengaruh apa-apa bila berasal dari pihak laki-laki.
Anda hanya dapat menurunkannya kepada anak perempuan atau cucu perempuan. (EC)