Bestmom.id, Tangerang – Moms, siapa di antara Anda
yang suka mendengarkan musik? Alunan musik yang mengiringi lagu dengan irama
yang mengasyikan tentu membuat banyak orang menyukainya, bahkan menjadikannya
sebagai hobi dan pekerjaan.
Mendengarkan musik memiliki banyak sekali pengaruh dan efek
positif terhadap manusia. Mulai dari menghibur, hingga relaksasi, musik bisa
melakukan banyak hal kepada otak manusia. Namun bagaimana dnegna ibu hamil?
Bolehkah ibu hamil mendengarkan musik? Apa dampaknya kepada janin yang
dikandungnya?
Moms, sebenarnya mendengarkan musik itu tidak masalah
dilakukan oleh ibu hamil. Bahkan untuk beberapa jenis musik seperti musik
relaksasi dan musik klasik bisa berpengaruh bagus pada kondisi psikologi ibu
dan kecerdasan bayi. Yang sangat tidak direkomendasikan adalah mendengarkan
musik dengan suara atau volume yang tinggi. Suara yang keras bisa berdampak
negatif pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
Selain musik yang keras, suara-suara keras dan bising pada
umumnya juga berpotensi mempengaruhi kondisi kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Oleh karena itu,untuk Anda yang sedang hamil tapi bekerja atau
tinggal di lingkungan yang cukup bising, maka cobalah untuk istirahat atau
menenangkan diri untuk mengurangi suara-suara bising tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa bayi di dalam kandungan sudah mulai
aktif mendengar suara dari luar sejak memasuki trimester kedua atau sekitar 22
minggu. Koklea pada telinga
bayi sudah terbentuk dengan baik, sehinga ia bisa mendengar suara-suara dari
luar walaupun terhalang oleh rahim.
Sebenarnya apa saja dampak yang ditimbulkan dari
mendengarkan suara yang berisik atau bising saat sedang mengandung? Bestmom.id
telah merangkum ulasan lengkapnya untuk Anda, di sini.
Bagi Ibu Hamil
Bahaya mendengarkan suara yang keras atau bising bagi ibu
hamil adalah yang pertama, adalah gangguan pendengaran. Suara yang terlalu keras tentu tidak baik
untuk organ pendengaran kita. Gangguan sistem pendengaran ibu hamil juga akan
berpengaruh ke aspek psikologi di mana
bisa meningkatkan hormone stress karena sulit untuk tidur. Oleh karena itu
berhati-hatilah dalam mendengarkan sesuatu. Karena penutup telinga yang Anda
gunakan tidak berfungsi untuk bayi di dalam kandungan. Bayi tetap bisa
mendengar suara-suara bising dari luar.
Kedua, suara bising yang mengganggu ibu hamil
berpotensi menyebabkan terjadinya preeklampsia atau kejang-kejang saat hamil
yang disebabkan oleh hipertensi. Itulah mengapa Anda harus berhati-hati.
Ketiga, suara yang terllau bising dan keras bisa
meningkatkan potensi atau kemungkinan terjadinya kelahiran prematur. Selain
beresiko untuk ibu hamil, kelahiran prematur juga berpengaruh terhadap tumbuh
kembang si kecil.
Bagi Janin dalam Kandungan
Sementara bagi janin, dampak negatif yang ditimbulkan dari
suara bising bisa berpengaruh ke
banyak hal. Ketika orang tua bisa menutup telinga mereka untuk meredam suara,
bayi di dalam kandungan tidak bisa melakukannya. Semua suara bisa mereka dengar
di dalam kandungan.
Oleh karena itu, dampak pada bayi yang pertama, adalah
bayi bisa terkejut. Saat bayi di dalam kandungan terkejut, maka bayi bisa
bergerak secara lebih intens dan agresif daripada biasanya. Aktivitas ini tentu
bukanlah aktivitas normal yang dilakukan bayi saat di dalam kandungan.
Dampak kedua, adalah pendengaran janin yang
terganggu. Bayi di dalam perut memiliki pendengaran yang lebih sensitif karena
masih belajar untuk bisa menerima banyak suara. Manusia biasa bisa menahan suara hingga 80 desibel, padahal jumlah itu
sangat berbahaya jika didengar oleh janin di dalam kandungan.
Dampak ketiga adalah kemampuan otak bayi terganggu.
Suara yang terlalu keras bisa menyebabkan stress pada bayi di dalam kandungan,
sehingga bisa berdampak pada pertumbuhan struktur otak yang tidak normal. Hal
ini akan berdampak pada kelahiran bayi nantinya, yaitu bisa berpotensi memiliki kelainan. (GYS)