Bestmom.id, Tangerang – Sudah hal yang biasa bagi
para ibu dan wanita pada umumnya, untuk merasakan rasa nyeri atau tidak nyaman
selama masa menstruasi atau haid. Rasa yang nyeri di bawah perut memang sering
terjadi ketika wanita mengalami menstruasi.
Rasa nyeri saat haid atau menstruasi biasa disebut juga
dengan dismenore. Gejala yang dirasakan dan penyebab yang memicu rasa nyeri
tersebut juga berbeda-beda, bisa dikarenakan hormon atau penyebab lainnya,
mulai dari yang normal hingga yang serius dan membutuhkan pemeriksaan.
Bagaimana cara kita agar bisa mengidentifikasi jenis dismenore
yang kita rasakan? Apakah ada ciri tertentu yang membedakan jenis dismenore
yang normal dan tidak normal? Bestmom.id telah merangkum informasi lengkap
seputar Dismenore untuk Anda. Simak ulasan lengkapnya di sini.
Apa Itu Dismenore?
Pertama, Anda harus memahami proses menstruasi itu sendiri.
Menstruasi terjadi karena adanya peluruhan pada dinding rahim. Setiap bulannya,
rahim dalam tubuh wanita yang sudah siap akan terbentuk. Namun jika tidak
dibuahi, maka dinding rahim akan meluruh. Luruhan dinding rahim itulah yang
kemudian menjadi darah yang menjadi darah menstruasi yang dirasakan.
Peluruhan dinding rahim dan menstruasi yang terjadi pada
wanita ini yang memicu terjadinya dismenore. Dismenore sendiri merupakan rasa
nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut yang muncul saat sedang haid atau
satu hari hingga dua hari sebelum haid.
Dismenore biasanya ditandai dengan rasa kram yang berdenyut
di perut bagian bawah. Rasa kram dan nyeri tersebut biasanya menyebar ke
punggung, pinggul, hingga paha. Dismenore sangat umum terjadi pada wanita,
bahkan rasa nyeri ini juga merupakan siklus menstruasi yang normal.
Gejala yang dirasakan juga cukup umum, yakni nyeri yang
berdenyut atau kram pada bawah perut, nyeri di punggung dan paa bagian bawah,
mual, diare, sakit kepala, dan perut terasa seperti tertekan.
Apa Penyebab Dismenore?
Penyebab yang pasti adalah karena rahim melakukan kontraksi
selama proses peluruhan dinding rahim. Kontraksi tersebut dibantu oleh zat yang
menyerupai hormon, yaitu prostaglandin. Inilah yang membuat rasa nyeri semakin
terasa. Kontraksi ini juga bisa menekan pembuluh darah dan mengurangi pasokan
oksigen ke rahim. Kurangnya oksigen di dalam rahim juga menyebabkan terjadinya
dismenore.
Moms, IUD yang ditanamkan di dalam rahim ternyata juga bisa
menjadi oenyebab terjadinya dismenore atau nyeri saat haid, lho! Jadi memang
perlu dilakukan tindakan lebih lanjut bila terasa sesuatu yang tidak wajar.
Dismenore Primer (Normal)
Dismenore yang normal atau yang tidak berisiko dan berbahaya
adalah rasa nyeri yang dirasakan satu sampai tiga hari sebelum haid, dan akan
merasakan puncaknya setelah haid. Intensitas nyerinya juga tidak terlalu parah,
namun bisa membuat penderita merasa pusing, mual, hingga mulas.
Gejala di atas adalah gejala yang lumrah terjadi pada siklus
menstruasi.
Dismenore Sekunder (Tidak Normal/Beresiko)
Sayangnya, beberapa wanita mengalami jenis dismenore yang
serius, yaitu rasa nyeri dengan intensitas yang serius.
Selain diakibatkan karena proses menstruasi, endometriosis
atau tumbuhnya jaringan yang melapisi rahim di luar rahim, seperti di tuba
falopi, ovarium, atau organ lainnya juga dapat menjadi penyebabnya. Tak hanya
itu, fibroid rahim atau pertumbuhan zat kanker pada dinding rahim juga bisa
memicu terjadinya dismenore.
Selanjutnya, dismenore juga bisa disebabkan oleh
adenomyosis, yaitu kondisi ketika jaringan yang melapisi rahim, tumbuh ke dalam
dinding otot rahim. Tekanan serta peradangan yang muncul dari adenomiosis bisa
menimbulkan rasa nyeri.
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang tidak biasa pada saat
mengalami nyeri menstruasi, maka segeralah periksakan diri Anda ke dokter agar
dapat dilakukan diagnosa dan pemeriksaan lebih lanjut. (GYS)