Bestmom.id, Tangerang – Moms, tahukah Anda bahwa
untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, pemerintah
menganjurkan seluruh masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi?
Alat kontrasepsi sendiri merupakan akat, media, atau metode
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Sehingga suami dan istri
masih bisa berhubungan badan tapi tidak akan hamil dan memiliki anak lagi.
Terdapat dua jenis metode kontrasepsi, yaitu Metode Kontrasepsi
Jangka Pendek (MKJP) dan non MKJP. Metode kontrasepsi jangka panjang adalah
metode kontrasepsi yang sifatnya permanen, sehingga Anda benar-benar berhenti
untuk memiliki anak setelah melakukan MKJP tersebut. Sedangkan Non MKJP adalah
kebalikannya.
Moms, tahukah Anda? Bahwa banyak mitos yang beredar tentang
kehamilan setelah menggunakan metode kontrasepsi Non MJKP. Pernahkah Anda
mendengar salah satunya? Lalu bagaimanakah fakta yang sebenarnya tentang
menjalani proses kehamilan setelah menggunakan metode kontrasepsi tertentu?
Bestmom.id telah merangkum informasinya untuk Anda. Simak ulasan lengkapnya di
bawah ini.
MITOS
Beberapa mitos yang beredar di masyarakat adalah bahwa hamil
setelah menggunakan kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan pendarahan yang berkepanjangan (amenorea).
Selain itu, banyak juga dipercaya bahwa Pil KB bisa
menyebabkan anovulasi yang membuat rahim kering dan mengirangi tingkat
kesuburan seorang wanita. Hal ini juga didukung dengan mitos lain yang beredar
bahwa penggunaan kontrasepsi pada usia muda atau sebelum melahirkan dapat
membuat wanita tidak subur.
Mitos-mitos tersebut membuat banyak masyarakat bingung dan
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi atau metode kontrasepsi. Padahal
kontrasepsi adalah metode dan program yang pemerintah tawarkan untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
FAKTA
Setelah mendengar desas-desus mitos yang beredar,
bagaimanakah fakta yang sebenarnya?
Faktanya, kesuburan wanita akan terus berlangsung hingga mengalami menopause. Sedangkan usia
yang ideal bagi wanita untuk hamil adalah 21 hingga 35 tahun.
Berlawanan dari mitos yang beredar, kontrasepsi justru
sangat efektif dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan
yang beresiko tinggi. Kedua halitutidakmempengaruhi kondisi kesuburan wanita,
terlebih untuk jangka panjang.
Berbicara tentang kesuburan, istilah ini disebut juga infertilitas yang berarti
ketidakmapuan seseorang untuk hamil setelah melakukan hubungan seksual secara
teratur selama 2 hingga 3 minggu berturut-turut.Sementara banyak sekali
penyebab atau faktor yang mempengaruhi infertilisas, seperti gangguan ovulasi,
tuba, serviks, uterine, dan juga endometriosis.
Gaya hidup pasangan juga mempengaruhi tingkat kesuburan
seseorang. Seringnya merokok, gizi yang buruk, obesitas, banyak mengkonsumsi
alkohol, dan stress juga bisa mempengaruhi infertilitas seseorang. Ada banyak
faktor lagi yang bisa mempengaruhi tingak tkesuburan seseorang, dan tidak bisa
diukur hanya dari pengalamannya menggunakan metode kontrasepsi.
KESIMPULAN
Pada intinya, penggunaan kontrasepsi non hormonal dan non
MKJP tidak mempengaruhi tingkat kesuburan sesorang secara langsung. Namun,
perlu diingat bahwa penggunaan metode kontrasepsi bisa mempengaruhi siklus
menstruasi.
Lantas apa yang perlu dilakukan?
Selalu terapkan pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang
bergizi. Serta jangan lupa untuk selalu
menjaga hubungan yang baik di dalam keluarga agar harmonisasi selalu terjaga.
Jika ingin bertanya mengenai sesuatu, akan lebih baik jika langsung berkonsultasi
dnegan tenaga medis yang professional agar terhindar dari mitos-mitos yang
belum pasti kebenarannya. (GYS)