Bestmom.id, Tangerang – Moms, pernahkah Anda
mendengar pengalaman atau cerita dari orang lain tentang mereka yang hamil anak
kembar, tapi kemudian salah satunya tidak bisa diselamatkan? Hal ini kerap
terjadi pada beberapa ibu di dunia. Pada awalnya mereka hamil anak kembar, tapi karena penyebab
tertentu, salah satunya tidak bisa diselamatkan dan hanya satu yang akhirnya
dilahirkan. Fenomena seperti ini disebut sebagai Vanishing Twin Syndrome.
Dalam kata lain, Vanishing Twin Syndrome sebenarnya
adalah keguguran dari salah satu bayi kembar saat di dalam kandungan. Jaringan
dari bayi yang mati kemudian akan diserap oleh kembarannya, diserap ke
plasenta, atau kembali masuk ke dalam tubuh ibu. Itulah sebabnya bayi tersebut
terkesan menghilang.
Sayangnya,banyak yang
tidak mengetahui gejala atau penyebab terjadinya Vanishing Twin Syndrome. Sehingga
banyak dari ibu di dunia ini yang kehilangan satu dari bayi kembarnya.
Sebenarnya apa saja gejala, dan penyebab terjadinya Vanishing Twin Syndrome ini?
Bestmom.id telah merangkum ulasan lengkapnya untuk Anda.
Bagaimana Gejala Vanishing Twin Syndrome?
Pada beberapa kasus
yang terjadi, kematian salah satu bayi kembar itu juga disertai oleh gejala
keguguran pada umumnya, yaitu vagina yang berdarah. Pada beberapa kasus sebelum
banyak teknologi yang berkembang, bahkan beberapa ibu tidak menyadari bahwa
salah satu dari bayi kembar ynag dikandungnya mati.
Selain itu, gejala keguguran lainnya seperti nyeri panggul
atau perut yang kram juga merupakan gejala dari Vanishing Twin Syndrome. Dalam
dunia kedokteran, jika sang ibu memeriksakan kandungannya, maka kadar hormone HCG (human vhorionic
gonadotropin) juga akan diperiksa. Jika kadar hormone tersebut lambat, maka
itu juga salah satu gejala dari Vanishing Twin Syndrome.
Apa yang Menyebabkan Terjadinya Vanishing Twin
Syndrome?
Ada beberapa kasus sindrom ini yang tidak diketahui bahkan
setelah pemeriksaan. Ada kemungkinan bahwa memang ada kelainan dari janin selama
masa pertumbuhannya di dalam rahim. Biasanya
kelainan tersebut akan ditunjukkan melalui
analisis plasenta. Hal ini juga disebut sebagai kelainan kromosom.
Penyebab yang kedua adalah karena adanya kelainan pada tali
pusar. Tali pusar pada salah
satu bayi mungkin tidak tumbuh dalam kondisi normal sehingga asupan nutrisi
serta makanan dan oksigen akan menjadi tidak optimal. Hal ini tentu bisa
menghambat pertumbuhan janin, bahkan menghentikannya.
Apakah Berbahaya bagi Ibu dan Bayi Kembarannya?
Apabila sindrom ini terjadi dan diketahui terjadi pada
trimester pertama, maka vanishing twin syndrome biasanya tidak akan
berdampak buruk bagi sang ibu ataupun sang janin yang tersisa di dalam rahim.
Tidak diperlukan tindakan medis khusus juga apabila terjadi pada trimester
pertama. Pada tahap ini, bahkan kadang belum bisa dipastikan apakah sang ibu
hamil anak kembar.
Apabila sindrom ini terjadi pada trimester kedua atau
seterusnya, maka vanishing twin syndrome bisa menjadi cukup berbahaya,
seperti gejala-gejala keuguran yang juga menimbulkan rasa sakit pada perut ibu.
Anda juga harus segera
memeriksakan ke dokter apabila gejala tersebut Anda alami saat usia 30 tahun
keatas ya Moms. Pada usia 30 keatas, Rahim ibu cukup beresiko untuk mengandung.
Sementara pada kembarannya atau bayi yang hidup dan selamat,
sindrom ini bisa sangat beresiko jika terjadi di trimester kedua atau ketiga. Bayi
bisa terlahir lumpuh otak, prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah
di bawah rata-rata.
Oleh karena itu, tetap selalu peka akan kondisi tubuh saat
sedang hamil ya Moms. Gejala apapun ynag dirasakan, bisa coba konsultasikan
dengan kerabat yang berpengalaman atau langsung dikonsultasikan ke tenaga medis
yang ahli di bidangnya, mengingat gejala ini juga bisa terjadi pada kehamilan normal (bukan kembar). (GYS)