Bestmom.id, Tangerang - Setiap ibu
hamil pasti mengharapkan kandungannya selalu sehat dan baik-baik saja sampai
persalinan tiba. Namun masalah kehamilan akan selalu terjadi, salah satunya
adalah kondisi janin meninggal di dalam
kandungan atau stillbirth.
Stillbirth adalah kondisi di mana janin meninggal
dalam kandungan setelah kehamilan berusia di atas 28 minggu. Pada beberapa
kasus, ada juga bayi yang meninggal pada saat proses persalinan berlangsung. Sampai saat ini belum di etahui secara pasti
apa penyebab bayi meninggal dalam kandungan. Namun, ada beberapa faktor yang
kemungkinan dapat meningkatkan risiko terjadinya stillbirth, antara lain:
- Infeksi, jenis infeksi yang paling sering
menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan adalah infeksi bakteri. Hal ini
dapat terjadi ketika ibu hamil
terinfeksi bakter dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Bakteri
tersebut dapat menyebar dari vagina ke rahim yang kemudian akan menginfeksi
bayi dan menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan.
- Gangguan plasenta, sebagian kasus bayi meninggal
dalam kandungan terjadi karena plasenta
yang tidak dapat bekerja dengan baik. plasenta merupakan organ yang menyalurkan
nutrisi dan oksigen dari ibu ke bayi dalam kandungan.
- Gangguan kromosom, bisa menyebabkan cacat lahir
dengan struktur tubuh bayi yang tidak normal atau mengalami cacat berat. Hal
ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya stillbirth. Selain gangguan kromosom, cacat lahir juga bisa
disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetic.
- Bayi terlilit tali pusar, kondisi ini dapat
menghambat aliran oksigen ke bayi sehingga bisa menyebabkan risiko bayi
meninggal dalam kandungan.
Ada beberapa
cara yang dapat mencegah bayi meninggal dalam kandungan, yaitu dengan mengubah
pola hidup Anda menjadi lebih sehat, seperti rajin mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang.
Terbebas dari asap rokok dan minuman beralkohol. Pastikan Anda memiliki berat
badan ideal sebelum merencanakan kehamilan.
Perhatikan terus
gerakan bayi dalam kandungan, yang biasanya mulai dirasakan pada minggu ke-26
hingga ke-28 masa kehamilan, pantau terus pergerakan bayi untuk mengetahui
ritmenya sehingga bisa mendeteksi jika bayi tiba-tiba tidak bergerak aktif
seperti biasanya. Jangan lupa untuk selalu rutin memeriksakan diri ke dokter
kandungan dan beritahu segala keluhan yang Anda alami selama kehamilan, agar
dokter dapat membantu memberikan perawatan yang aman dan tepat.(AN)