Bestmom.id,
Tangerang - Virus Corona atau COVID-19 dapat menular antar
manusia lewat kontak fisik dengan tetesan atau droplet air liur penderita yang
terinfeksi saat batuk atau bersin. Droplet yang mengandung virus corona atau
COVID-19 akan menular kepada orang sehat jika tersentuh dan menempel di bagian
sekitar mata, hidung, dan mulut. Oleh karena itu, sangat penting untuk
senantiasa mencuci tangan dengan sabun atau hand
sanitizer ketika berinteraksi dengan rekan kerja atau klien selama masa
pandemi ini. Karena dengan mencuci tangan, Anda akan membersihkan droplet yang
tidak sengaja tertempel di tangan Anda.
Namun, ketika virus corona atau COVID-19 masuk
kedalam tubuh, virus corona akan bergerak menuju saluran pernafasan,
tenggorokan dan paru-paru. Virus corona akan menempel dalam saluran pernafasan
dan paru-paru dan akan mulai berkembang biak disana. Proses ini akan terdeteksi
oleh sistem imunitas tubuh, sehingga tubuh akan mulai melakukan proteksi dengan
mengirimkan sel darah putih ke bagian yang terinfeksi dan membentuk antibodi
untuk melindungi tubuh dari infeksi lebih lanjut.
Baca
juga: Cara Mencegah Penularan Virus Corona Kepada Anak
Selama proses ini, tubuh akan meningkatkan
suhu sehingga terjadi demam. Peningkatan suhu ini sebenarnya dimaksudkan untuk
membunuh virus yang menginfeksi tubuh karena virus tidak akan bertahan pada
suhu yang tinggi. Proses ini biasanya terjadi setelah 1 sampai dengan 14 hari
setelah terinfeksi oleh virus corona.
Pada kebanyakan kasus, sistem kekebalan tubuh
dapat menang dan menyingkirkan infeksi virus corona, sehingga tubuh akan pulih
dengan sendirinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan diri
dan kekebalan tubuh dengan asupan nutrisi dan makanan sehat serta berolah raga.
Dengan begitu, tubuh akan cukup kuat dalam melawan infeksi virus corona.
Setelah tubuh mampu melawan infeksi virus corona, maka tubuh akan menyimpan
data virus tersebut dan membetuk anti bodi yang dapat melawan secara efektif
virus corona. Sehingga, infeksi berikutnya dari virus ini akan lebih mudah
ditangani oleh sistem kekebalan tubuh karena sistem kekebalan tubuh telah
memiliki informasi tentang virus tersebut.
Namun, dalam sebagian kecil kasus sekitar 2
hingga 8 persen kasus sistem kekebalan tubuh gagal dalam melawan infeksi virus
corona. Jika hal ini terjadi, maka penderita akan mengalami gejala COVID-19
yang lebih berat, yaitu demam tinggi yang disertai oleh kesulitan bernafas akut,
hingga kerusakan organ pernafasan. Orang-orang yang beresiko mengalami gejala
virus corona yang lebih berat adalah orang-orang dengan catatan penyakit
penyerta seperti diabetes, TBC, kanker, dan lain sebagainya. Golongan lain yang
beresiko adalah golongan lanjut usia dengan kekebalan tubuh yang sudah tidak
optimal.
Beberapa gejala berat yang ditimbulkan akibat
infeksi COVID-19 yang tidak dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuh atau
sistem imunitas tubuh adalah sebagai berikut.
Demam Tinggi
Reaksi tubuh dalam melawan infeksi patogen
adalah dengan meningkatkan suhu tubuh. Peningkatan suhu tubuh ini dimaksudkan
untuk membunuh patogen karena kebanyakan patogen akan rusak dalam suhu yang
tinggi. Jika patogen tidak dapat dilawan, maka suhu tubuh akan meningkat untuk
membantu antibodi dalam melawan patogen yang masuk kedalam tubuh. Dalam kasus
orang dengan antibodi kuat, demam hanya akan terjadi selama beberapa jam, namun
pada orang dengan antibodi lemah demam dapat bertahan hingga berhari-hari
sehingga membahayakan diri sendiri.
Gangguan Pernapasan
Komplikasi yang paling sering terjadi pada
penderita akibat paparan COVID-19 adalah gangguan pernafasan atau ARDS dan
Pneumonia. Kondisi ini terjadi jika jaringan paru-paru mengalami peradangan
hebat dan dipenuhi cairan sehingga mengganggu proses peranfasan. Jika mengalami
kondisi tersebut penderita akibat paparan COVID-19 akan mengalami kesulitan
bernafas bahkan kekurangan oksigen. Hal ini yang membuat pasien COVID-19
memerlukan ventilator dan alat bantu pernafasan yang jumlahnya terbatas. Oleh
karena itu, pencegahan adalah solusi terbaik untuk menghindari meningkatnya
kasus penyebaran virus corona sehingga ventilator dan alat bantu pernafasan
dapat diberikan kepada mereka yang lebih membutuhkan. (ADR)