Bestmom.id, Tangerang - Beberapa tahun
terakhir banyak sekali perempuan yang melakukan aborsi. Tingginya tingkat hamil diluar nikah, menjadikan aborsi
sebagai jalan pintas untuk menggugurkan janin yang tidak berdosa itu. Aborsi
adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup di luar
rahim. Secara medis aborsi bisa dilakukan secara sengaja dan bisa juga secara
spontan. Aborsi merupakan masalah kesehatan yang sangat serius karena akan
memberikan rasa sakit yang luar biasa serta berakibat fatal bagi ibu apabila
tidak dilakukan secara benar.
Ada dua metode
yang digunakan dalam tindakan aborsi, yaitu menggunakan obat-obatan atau prosedur operasi. Proses aborsi menggunakan metode
obat adalah dengan menghalangi hormon progesterone, sehingga lapisan rahim
menjadi menipis. Efek obat yang digunakan untuk aborsi juga akan menyebabkan
rahim berkontraksi, sehingga janin akan dikeluarkan secara paksa melalui
vagina.
Sedangkan aborsi
dengan metode operasi yang paling umum dilakukan adalah aspirasi vakum. Ada dua
alat yang bisa digunakan, yaitu manual
vacuum aspiration (MVA) yang menggunakan tabung penghisap secara manual
untuk mengeluarkan embrio dalam rahim, dan electric
vacuum aspiration (EVA) dengan menggunakan pompa listrik.
Jika aborsi
tidak dilakukan dengan benar maka dapat menimbulkan beberapa resiko
diantaranya:
- Pendarahan berat
- Rusaknya kondisi rahim atau rahim mengalami
infeksi akibat aborsi yang tidak tuntas
- Kemandulan
- Kondisi serviks menjadi tidak optimal kerena
melakukan tindakan aborsi berulang kali
Semua jenis
aborsi memiliki risiko komplikasi.
Usia kehamilan juga turut berperan dalam menentukan tingkat risiko. Semakin tua
usia kehamilan, maka akan semakin tinggi pula tingkat risiko dari tindakan
aborsi yang dilakukan.(an)