Bestmom.id, Tangerang - Gangguan
kesuburan pria yang ada hubungannya dengan masalah sperma bisa dibedakan menjadi gangguan sebelum testis (pretesticular), yang bisa diakibatkan faktor genetik, misalnya gangguan hormonal, atau karena paparan radiasi. Gangguan pada testis (testicular), yang dapat disebabkan faktor genetik misalnya kelainan kromosom, atau bisa juga tauma/ terpukul. Gangguan setelah testis (post testicular), dari faktor genetik misalnya tidak terbentuknya saluran sperma. Atau karena infeksi penyakit menular seksual (PMS) atau penyakit tuberkulosis (TB).
Jika pasangan Anda dinyatakan adanya ketidaksuburan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mencari tahu apa penyebabnya. Jika sudah terdeteksi apa penyebabnya, maka dokter dapat memperbaiki fungsi tesis dengan pemberian obat-obatan. Seperti jika terdapat infeksi, maka perlu penanganan untuk diobati sampai tuntas. Sementara jika ada gangguan hormonal, maka bisa dengan penambahan jumlah hormon.
Jika langkah-langkah tersebut berhasil dilakukan dan testis dapat memproduksi kembali sperma, maka selanjutnya perlu ada tindakan seperti melakukan pembuahan alami atau spontan jika sperma yang dihasilkan testis jumlahnya normal. Namun, jika jumlah sperma yang dihasilkan sedikit atau di bawah normal, maka perlu dilakukan pembuahan atau inseminasi buatan. Beda lagi jika jumlah sperma jauh di bawah normal, maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan program bayi tabung. Dari sini tampak jelas bahwa program bayi tabung adalah pilihan terakhir untuk pasangan yang ingin memiliki keturunan. (put)