Bestmom.id, Tangerang - Setelah proses melahirkan selesai, lega dirasakan para ibu. Namun, Anda juga tetap perlu waspada agar terhindar dari serangan infeksi endometritis. Apa itu endometritis? Endometritis adalah infeksi pada dinding rahim (endometrium) yang banyak dialami oleh ibu yang menjalani proses persalinan yang lama, atau jarak antara waktu pecah kantung ketuban dan pengeluaran bayi cukup panjang. Bagaimana bisa ibu yang baru saja melahirkan terkena infeksi endometritis? Bekas luka robekan pada perineum maupun luka bekas sayatan operasi sesuai bersalin, dapat menjadi pintu gerbang bagi 1001 kuman penyakit untuk masuk ke dalam tubuh Anda.
Seberapa besar kemungkinan ibu yang baru saja melahirkan terkena infeksi endometritis? Pada ibu yang yang menjalani persalinan Caesar, risikonya adalah 5-15%, sedangkan ibu yang melahirkan secara alami memiliki risiko lebih kecil, yakni 1-3%.
Adapun penyebab dari infeksi endometritis ini adalah jenis-jenis bakteri di lapisan lendir vagina, terutama Streptococcus B dan Escherichia coli, dengan gejala seperti demam hingga di atas 38 derajat disertai menggigil, atau perdarahan dari vagina pada 24-36 jam setelah bersalin, nyeri di bagian perut bawah, lokia berwarna keruh (tidak bening) dan juga berbau tak sedap, denyut jantung meningkat serta bila bagian bawah perut ditekan terasa keras.
Infeksi endometritis ini dapat diobati dengan suntikan antibiotika seperti sefalosporin, penisilin, dan juga karbapenem. Biasanya setelah melewati 3 hari masa pengobatan, infeksi akan sembuh dengan sendiri.
Anda tidak perlu khawatir, infeksi endometritis ini bisa dicegah dengan suntikan antibiotika, terutama pada persalinan Caesar. Pemberian suntikan pada ibu yang menjalani persalinan Caesar ini bisa diulang 8 jam setelah persalinan. Anda juga perlu menjaga kebersihan jalan lahir dan vagina setelah bersalin. Untuk persalinan Caesar, cara mencegahnya bisa dengan pemberian antibiotika profilaksis. (PT)