Bestmom.id, Tangerang - Semakin awal
terjadinya pecah ketuban pada masa
kehamilan, maka semakin serius kondisi tersebut. kondisi ini perlu ditangani
segera mungjin untuk menghindari terjadinya komplikasi pada ibu dan calon bayi.
Ibu hamil akan merasakan air ketuban yang keluar dari vagina ketika ketuban
pecah. Air yang keluar ini dapat mengalir secara perlahan atau keluar dengan
deras. Berbeda dengan urine, keluarnya air ketuban tidak dapat ditahan sehingga
akan tetap mengalir keluar walaupun sudah berusaha menahannya.
Sebenarnya pecah
ketuban merupakan hal alami yang terjadi ketika ibu hamil akan melahirkan,
tetapi pecahnya ketuban yang tidak diikuti tanda-tanda melahirkan, terlebih
bila terjadi sebelum janin memasuki usia matang, kondisi inilah yang disebut
sebagai ketuban pecah dini. Dokter dapat mendiagnosis ketuban pecah dini dari keluhan yang dirasakan pasien dan melalui
pemeriksaan fisik. Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan memriksa bagian dalam
mulut rahim untuk memastikan pecahnya ketuban. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan
tambahan berupa:
- Tes Ph, tes ini dilakukan untuk memeriksa
tingkat keasaman cairan vagina. Apabila ketuban sudah pecah, maka tingkat
keasaman cairan vagina akan lebih tinggi (harusnya kondisinya lebih basa).
- USG, pemeriksaan dengan USG kehamilan dapat
dilakukan untuk memriksa kondisi janin dan rahim, serta melihat jumlah air
ketuban yang masih tersisa.
Apabila ketuban
pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu, paru-paru janin
belum terbentik sempurna sehingga belum siap untuk dilahirkan. Dalam kondisi
ini, dokter akan memberikan obat kortikosteroid untuk mempercepat pematangan
paru-paru janin agar dapat segera dilahirkan. Untuk mencegah infeksi, dokter
juga akan memberikan antibiotic dan setelah janin dirasa sudah siap untuk dilahirkan,
baru dokter akan melakukan prosedur induksi.
Ketuban pecah
dini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang terjadi diantaranya, infeksi
pada selaput yang menyelimuti janin, tali pusat tertekan oleh janin, dan kelahiran bayi prematur. Tidak ada hal
khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah ketuban pecah dini. Menerapkan pola
hidup sehat serta menghindari alkohol, merokok, dan makan makanan yang tidak
bergizi dapat mencegah terjadinya ketuban pecah dini. (AN)