Bestmom.id, Tangerang - Penyakit difteri banyak ditemui di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dimana kesadaran akan pentingnya vaskinasi terhadap bayi masih
sangat rendah. Difteri adalah
infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan
terbentuknya lapisan amandel di tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi
ini bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Ciri-ciri difteri
adalah munculnya tanda-tanda seperti berikut ini.
- Mengalami radang tenggorokan dan juga serak yang
tak kunjung sembuh
- Tenggorokan dilapisi selaput tebal bewarna
abu-abu
- Terjadi pembengkakan pada leher
- Bayi mengalami demam tinggi dan menggigil
Jika bayi Anda kemungkinan
mengalami tanda-tanda seperti itu, segera periksakan bayi Anda ke dokter agar
langsung mendapatkan penanganan yang tepat. Penyebab bakteri sangatlah
bermacam-macam, karena bakteri penyakit ini bisa menyebar melalu partikel
udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi oleh
bakteri penyakit ini.
Cara terbaik untuk mencegah
difteri adalah dengan vaksin. Di Indonesia, vaksin difteri biasanya diberikan
lewat imuniasasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertuisis), sebanyak lima kali semenjak
bayi berusia 2 bulan. Minimal anak harus mendapatkan vaskin DPT lima kali pada
usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bylan, 18 bulan, dan pada usia 4-6 tahun.
Untuk anak yang berusia di atas 7
tahun harus diberikan vaksin Td atau Tdap. Vaksin
ini akan melindungi anak dari bahanya penyakit tetanus, difterim dan pertuitis,
dan harus diulang setiap 10 tahun sekali. (AN)