Bestmom.id, Tangerang
– Sebagai orangtua, tentu menginginkan para buah hatinya tumbuh sebagai anak
yang pintar dan santun dalam bertutur kata. Oleh karena itu, banyak orangtua
memberikan edukasi pada buah hatinya sedari kecil.
Kendati demikian, saat memberikan edukasi tak sedikit orangtua
memberikan pelajaran yang salah. Hal ini terus berlanjut hingga hal tersebut
dianggap sesuatu yang benar. Di Indonesia, problematika seperti ini kerap
terjadi. Apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini.
1. Sibuk Kerja dengan
Alasan Memenuhi Kebutuhan Anak
Pemikiran seperti ini kerap terjadi di Indonesia di mana
orangtua sibuk mencari nafkah dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan anak. Hal
ini tak sepenuhnya benar, karena bagaimanapun juga yang dibutuhkan si buah hati
adalah waktu berharga bersama orangtuanya.
Jika orangtua sibuk bekerja dan hanya memberikan kasih
sayang lewat perantara uang, maka ketika dewasa anak akan berpikir segala
sesuatu hal dapat di ukur dengan materi. Oleh karena itu, meski sibuk bekerja,
orangtua juga harus meluangkan waktu bersama buah hatinya.
2. Menganggap
Kesalahan yang Dilakukan Anak Sebuah Kewajaran
Biasanya, para orangtua menganggap segala sesuatu kesalahan
anak-anak mereka merupakan hal yang wajar. Misal, anak kita tidak disiplin
dalam menyikapi segala hal dan kita menanggapnya hal yang wajar karena masih
anak-anak.
Tentu, jika pola pikir seperti ini terus dibiarkan maka akan
membentuk sebuah kebiasaan yang tidak baik. Anak-anak sangat rentan meniru apa
yang diajarkan oleh orang dewasa. Oleh sebab itu, berhentilah menganggap
kesalahan buah hati Anda hal yang wajar.
3. Merespon Emosi
Anak dengan memberikan Apa yang Diinginkan
Karakter anak yang manja terbentuk akibat orangtua terlalu sering memberikan apa yang diinginkan oleh anak.
Biasanya hal ini dilakukan jika sang anak menangis karena sesuatu hal. Demi
memberhentikan tangisan tersebut, tak jarang orang tua memberikan apa yang
diinginkan sang anak.
Jika dibiarkan terus seperti itu, anak akan tumbuh sebagai seorang
yang tidak sabaran dan bersikap sesuka hatinya. (MDA)