Bestmom.id, Tangerang - Ketika air ketuban terinfeksi maka akan
menimbulkan dampak buruk, baik pada janin maupun ibu hamil. Untuk mewaspadai
kondisi ini, ibu hamil perlu mengetahui penyebab serta mengenali gejala yang
muncul akibat infeksi air ketuban.
Istilah medis
yang digunakan untuk menyebut infeksi pada air ketuban selama masa kehamilan
adalah koriamniotis. Infeksi ini dapat terjadi pada 2-4% kehamilan. infeksi air
ketuban yang terjadi sejak kehamilan atau pada saaat persalinan dapat
menunjukan beberapa tanda dan gejala, seperti: terjadi demam pada ibu hamil,
detak jantung ibu hamil dan janin meningkat, rahim terasa nyeri, air ketuban
berbau menyengat, air ketuban bewarna kuning dan bernanah.
Untuk menentukan
apakah air ketuban terinfeksi, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang
meliputi pemeriksaan oleh dokter yang meliputi pemeriksaan fisik dan tes darah,
kondisi cairan ketuban, dan analisis cairan ketuban. Jika hasil pemeriksaan air
ketuban menunjukan adanya kuman atau peningkatan jumlah sel darah putih, maka
hal ini bisa mengindikasi terjadinya infeksi pada air ketuban.
Air ketuban yang
terinfeksi merupakan kondisi yang sangat darurat karena bisa menyebabkan
komplikasi serius pada ibu hamil dan bayi. Pada ibu hamil, infeksi air ketuban
bisa menimbulkan komplikasi berupa: Bakteremia atau terjadinya infeksi bakteri
ke dalam aliran darah, komplikasi ini terjadi pada 3-12% ibu hamil yang
menderita ketuban terinfeksi. Endometritis atau infeksi rahim, harus melahirkan
dengan operasi Caesar, dan
menyebabkan pemulihan pasca persalinan
yang lebih lama.
Sedangkan pada
bayi, terinfeksinya air ketuban dapat menyebabkan: bayi lahir prematur, gangguan pernapasan, infeksi pada selaput otak
dan sumsum tulang belakang, bahkan kematian. Berbagai komplikasi tersebut dapat
dihindari jika infeksi air ketuban sudah terdiagnosis sejak dini dan diobati
secepat mungkin. Agar air ketuban tidak terinfeksi, Anda harus menerapkan pola
hidup sehat dan rutin memeriksakan kandungan ke dokter. (an)